Khilafah Mana yang Kau Maksud?

Minggu, 02 April 2017 0 komentar

Akhir-akhir ini, sejak dijamin penyampaian aspirasi setiap rakyat di Indonesia, banyak sekali suara-suara yang mengundang banyak pertanyaan. Pertemuan-pertemuan besar diadakan di mana-mana, sekerumun massa pun sering dilihat dijalanan, memegang bendera, menyuarakan suara gemuruh membakar semangat massa.

Hari ini, banyak yang "menyuarakan" tentang penegakan khilafah di Indonesia, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Aku pun heran, dan bertanya dalam pikir dan dalam rasa, khilafah mana yang kau maksud. Khilafah mana yang mau didirikan, khilafah buatan manusia atau khilafah yang diinginkan Allah? Suara-suara takbir itu seolah-olah terasa aneh, bukan meningkatkan ghirah semangatku. Lebih baik aku mendengar suara takbirnya anak-anak yang begitu suci. Sekali lagi, khilafah mana yang kau maksud?

Dalam catatan harian ini, (ini catatan harianku yang pertama di post di blog ini - Tunasmudaindonesiaku.blogspot.com), aku akan mengutip isi pidato dari seorang Ulama Besar dari Iran, sekaligus tokoh revolusioner Iran, Imam Khumaini. Terlepas kau mengatakan dia Syiah, menyimpang dari Islam, atau apa pun katamu. Yang jelas hari ini, dialah yang berhasil menegakkan negara Islam yang hukumnya dari Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah SAW. yang lepas dari imperialisme. Kau pasti tidak terima apa yang kukatakan itu, tapi tak apalah. Aku tak ingin berdebat, aku hanya ingin menulis.

Dia (Khumaini) berkata,setelah wafatnya Rasulullah, musuh-musah Islam dari Bani Umayyah tidak mengijinkan adanya pemerintahan yang ber-wilayah pada Ali bin Abi Thalib. Mereka (Bani Umayyah) tidak mengijinkan terbentuknya pemerintahan yang diridhoi Allah SWT. dan Rasuln-Nya, Muhammad SAW. Mereka mengubah asas pemerintahan, dan metode pemerintahan Islam. Bentuk pemerintahan yang dibangun  Umayyah dan Bani Abbasiyah serta keputusan politik dan administrasinya bertentangan dengan Islam. Mereka merubahnya ke bentuk monarki, sebagaimana para Raja Persia, Kaisar Romawi dan para Fir'aun Mesir. (Imam Khumaini, 2010: 50)

Lantas, khilafah yang bagaimana yang kau maksud, khilafah yang empat (sahabat Rasul SAW)? Khilafah yang monarki? atau kau punya konsep sendiri? Kenapa sekarang kau baru bersuara? Kenapa kau tidak bersuara ketika di zaman Orde Baru, yang pimpin Soeharto, sang otoriter dan tiran, yang "gila" menegakkan Pancasila sampai-sampai membuat peraturan seluruh organisasi yang ada di Indonesia ini harus beraskan Pancasila (asas tunggal)?

Lupakah kau jasa-jasa para pendiri bangsa ini, yang mati-matian merebut dari tangan penjajah? Bukankah lebih baik kita mempersiapkan diri untuk menjadi bangsa yang maju, yang beragama dan berilmu pengetahuan? Bukankah lebih baik kita membina tunas-tunas muda Indonesia supaya bisa membawa negara ini kedepannya menjadi lebih baik? Untuk khalifah tapi masyarakatnya belum duduk pemahamannya tentang itu?

Medan, 3 April 2017
Ibnu Arsib Ritonga




Sumber gambar ilustrasi: https://www.slideshare.net/

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Ibnu Arsib Ritonga | TNB