Akhir-akhir ini, sejak
dijamin penyampaian aspirasi setiap rakyat di Indonesia, banyak sekali
suara-suara yang mengundang banyak pertanyaan. Pertemuan-pertemuan besar
diadakan di mana-mana, sekerumun massa pun sering dilihat dijalanan, memegang
bendera, menyuarakan suara gemuruh membakar semangat massa.
Hari
ini, banyak yang "menyuarakan" tentang penegakan khilafah di
Indonesia, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Aku pun heran, dan
bertanya dalam pikir dan dalam rasa, khilafah mana yang kau maksud. Khilafah
mana yang mau didirikan, khilafah buatan manusia atau khilafah yang diinginkan
Allah? Suara-suara takbir itu seolah-olah terasa aneh, bukan meningkatkan
ghirah semangatku. Lebih baik aku mendengar suara takbirnya anak-anak yang
begitu suci. Sekali lagi, khilafah mana yang kau maksud?
Dalam
catatan harian ini, (ini catatan harianku yang pertama di post di blog ini -
Tunasmudaindonesiaku.blogspot.com), aku akan mengutip isi pidato dari seorang
Ulama Besar dari Iran, sekaligus tokoh revolusioner Iran, Imam Khumaini.
Terlepas kau mengatakan dia Syiah, menyimpang dari Islam, atau apa pun katamu.
Yang jelas hari ini, dialah yang berhasil menegakkan negara Islam yang hukumnya
dari Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah SAW. yang lepas dari imperialisme. Kau pasti
tidak terima apa yang kukatakan itu, tapi tak apalah. Aku tak ingin berdebat,
aku hanya ingin menulis.
Dia
(Khumaini) berkata,setelah wafatnya Rasulullah, musuh-musah Islam dari Bani
Umayyah tidak mengijinkan adanya pemerintahan yang ber-wilayah pada
Ali bin Abi Thalib. Mereka (Bani Umayyah) tidak mengijinkan terbentuknya
pemerintahan yang diridhoi Allah SWT. dan Rasuln-Nya, Muhammad SAW. Mereka
mengubah asas pemerintahan, dan metode pemerintahan Islam. Bentuk pemerintahan
yang dibangun Umayyah dan Bani Abbasiyah serta keputusan politik dan
administrasinya bertentangan dengan Islam. Mereka merubahnya ke bentuk monarki,
sebagaimana para Raja Persia, Kaisar Romawi dan para Fir'aun Mesir. (Imam
Khumaini, 2010: 50)
Lantas,
khilafah yang bagaimana yang kau maksud, khilafah yang empat (sahabat Rasul
SAW)? Khilafah yang monarki? atau kau punya konsep sendiri? Kenapa sekarang kau
baru bersuara? Kenapa kau tidak bersuara ketika di zaman Orde Baru, yang pimpin
Soeharto, sang otoriter dan tiran, yang "gila" menegakkan Pancasila
sampai-sampai membuat peraturan seluruh organisasi yang ada di Indonesia ini
harus beraskan Pancasila (asas tunggal)?
Lupakah
kau jasa-jasa para pendiri bangsa ini, yang mati-matian merebut dari tangan
penjajah? Bukankah lebih baik kita mempersiapkan diri untuk menjadi bangsa yang
maju, yang beragama dan berilmu pengetahuan? Bukankah lebih baik kita membina
tunas-tunas muda Indonesia supaya bisa membawa negara ini kedepannya menjadi
lebih baik? Untuk khalifah tapi masyarakatnya belum duduk pemahamannya tentang
itu?
Medan,
3 April 2017
Ibnu
Arsib Ritonga
Sumber gambar ilustrasi: https://www.slideshare.net/
0 komentar:
Posting Komentar