Seputar Pembicaraan Tentang Mahasiswa

Sabtu, 07 Januari 2017 0 komentar
Oleh: Ibnu Arsib Ritonga*
  
Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institute, politeknik  atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.

Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah seorang agent pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat atau bangsa di berbagai belahan dunia.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1990, dikatakan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar di perguruan tinggi tertentu. Pengertian mahasiswa menurut Knopfemacher, mahasiswa adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.

Dari pengertian di atas, bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual yang mendekatkan diri kepada masyarakat.

Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa, berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:
·      Intelektual akademis
Mahasiswa adalah intelektual-intelektual muda yang merupakan aset bangsa yang paling berharga. Mereka beraktivitas dalam sebuah universitas yang merupakan symbol keilmuan. Kampus sendiri sampai sekarang masih dianggap sebagai benteng moral bangsa yang masih obyektif dan ilmiah.
·      Agent Of Change
Mahasiswa agent perubahan, maksudnya sumber daya manusia lah yang untuk melakukan perubahan. Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan-perubahan yang yang dilakukan oleh mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis. Contohnnya adalah mahasiswa menyusun system organisasi kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonom), dikemudian hari negara pun memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus lain, mahasiswa menginisiasi pemilihan langsung Presiden Mahasiswa. Kini, Presiden Indonesia pun dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.
·      Iron Stock (cadangan masa depan)
Perjalanan sang waktu menjadikan regenerasi menjadi sebuah keniscayaan. Mahasiswa adalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang. Mereka adalah kuncup yang perlu dipelihara supaya bertumbuh dan berkembang menjadi bunga-bunga bangsa. Baik buruknya sebuah bangsa tergantung kepada baik buruknya pemuda dan mahasiswa saat ini. Dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis.
·      Social Control
Mahasiswa itu mengontrol kehidupan social (masyarakat). Mahasiswa juga memperhatikan kebijakan-kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintahan yang tidak menjungjung tingga hak-hak rakyat. Dan mahasiswa dapat bertindak unutk membantu langsung rakyat-rakyat yang tertindas. Dengan jiwa sosial yang tinggi pada mahasiswa akan membuat hubungan yang erat dengan rakyat.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiwa, yaitu :
Pertama:  Peranan Moral
Dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.

Kedua :  Peranan Sosial
Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Ketiga :  Peranan Intelektual.
Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelektual  haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

Dalam mengembangkan perannya juga, kaum mahasiswa  perlu mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat dilakukan karena adanya agenda refleksi (reflection) dan aksi (action) secara sekaligus. Daya refleksi kita bangun berdasarkan bacaan baik dalam arti fisik melalui buku, bacaan virtual melalui dukungan teknologi informasi maupun bacaan kehidupan melalui pergaulan dan pengalaman di tengah masyarakat. Makin luas dan mendalam sumber-sumber bacaan dan daya serap informasi yang kita terima, makin luas dan mendalam pula daya refleksi yang berhasil kita asah. Karena itu, faktor pendidikan dan pembelajaran menjadi sangat penting untuk ditekuni oleh setiap anak bangsa, mahasiswa  masa kini.

Karakteristik dan Potensi Mahasiswa
Mahasiswa yang dipilih melalui seleksi mempunyai potensi sebagai pemikir, tenaga ahli dan tenaga profesional serta sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa dan negara. Mahasiswa juga seringkali dijadikan panutan, tumpuan dan harapan oleh para para pemuda, pelajar, dan masyarakat sekitarnya.

Sebagai bagian dari civitas akademika, mahasiswa memiliki kebebasan akademik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penguasaan metode dan berbagai teori yang telah  diberikan dan teruji pengembangan wawasan keilmuan peradaban.

Dalam piramida struktur social, mahasiswa merupakan kelompok yang dalam struktur sosial masyarakat berada dalam kelas menengah. Mereka mudah untuk berinteraksi dengan masyarakat kelas bawah dan memiliki kemudahan akses serta kemungkinan mobilitas vertical ke kelompok atas. Oleh karena itulah mahasiswa seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi masyarakat.

Mahasiswa sebagai pemuda terdidik merupakan warisan termahal milik bangsa ini. Dengan segala kemudaannya, mahasiswa berada dalam puncak kekuatan manusia dalam berbagai aspek potensinya, yaitu :
·      Potensi Spiritual
Ketika meyakini sesuatu,  seorang pemuda atau mahasiswa sejati akan memberi secara ikhlas tanpa pamrih.  Mereka berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa.

·      Potensi Intelektual
Seorang mahasiswa sejati berada dalam puncak kekuatan intelektualnya. Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisann mereka berbasis intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.

·      Potensi Emosional
Keberanian dan semangat yang senantiasa bertalu-talu dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu merasuk ke dalam jiwa bangsanya. Maka, jangan heran mereka pun seringkali menantang arus zaman dan mampu membelokkan arah sejarah sebuah bangsa.

·      Potensi Fisik
Secara fisik pun mereka berada dalam puncak kekuatan dan di antara dua kelemahan. Kelemahan pertama adalah kelemahan ketika bayi yang tak berdaya. Kelemahan kedua adalah ketika tua (pikun). Mahasiswa sejati melepas diri dari kelemahan tersebut.
Perpaduan keempat potensi diatas yang sedang berada dalam puncak kekuataanya menjadikan mahasiswa dan gerakan yang dibangunnya senantiasa diperhitungkan dalam keputusan-keputusan besar sebuah bangsa.

Situasi Obyektif Mahasiswa Indonesia saat ini
Suatu hal yang sangat ironi melihat situasi kondisi pergerakan mahasiswa masa kini. Perjuangan mahasiswa sekarang jauh lebih kecil dibanding jumlah mahasiswa Indonesia yang jumlahnya 4,8 juta mahasiswa. Akan tetapi, mahasiswa yang nota benenya adalah Agent of change tidak dapat memberikan perubahan. Ratusan organisasi mahasiswa di Indonesia berdiri dan mendeklarasikan dirinya dengan kata-kata perjuangan demi rakyat, akan tetapi pada realitanya mereka mendekatkan diri pada para pejabat demi kepentingan. Rakyat yang tertindas terus semakin menderita. Gerakan-gerakan kecil yang dilakukan beberapa mahasiswa Indonesia tidak dapat bersaing dengan gerakan-gerakan politik picik yang sudah direkayasa oleh para pemerintah. Kekritisan mahasiswa terhadap pemerintah dan terhadap realitas yang ada sudah tumpul. Mahasiswa Indonesia sekarang tidak sanggup untuk melawan rezim pemerintahan yang talah membebaskan kapitalis-kapitalis untuk masuk secara bebas ke Indonesia. Kita ketahui bahwa kapitalis ini adalah penghisap darah-darah rakyat.

Bukti sejarah gerakan mahasiswa pada tahun 2011 dan pada tahun 2013 menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih minim dibanding gerakan-gerakan mahasiswa yang terdahulu, apalagi melihat situasi kondisi kenaikan BBM, terif listrik dan sembako di tahun 2017 ini. Mahasiswa-mahasiswa apatis dan mahasiswa Pragmatis dan juga hedonis labih mendominasi di indoneisia. Kesadaran-kesadaran mahasiswa telah berkurang pada saat ini sesuai dengan cepatnya proses perkembangan era modrenisasi.

Mahasiswa saat ini lebih memfokuskan pada akademis, padahal seharusnya antara akedemis dengan gerakan mahsiswa haruslah balance. Perkumpulan-perkumpulan dijajaran mahasiswa juga telah berkurang sekarang. Isu-isu politik menjadi dialektika utama mahasiswa, dielektika keilmiahan telah dilupakan oleh mahasiswa Indonesia saat ini. Contoh realitanya lagi adalah ketika diadakan pertemuan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Indonesia, dalam pertemuan ini adalah sudah direkayasa dan sudah dicampuri para politisi-politisi yang mengambil kepentingan dari gerakan mahasiswa.

Kondisi mahasiswa saat ini telah terkurung dalam system birokrasi kampus yang memang sengaja direkayasa oleh para petinggi-petinggi kampus. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang sebagai tridharma perguruan tinggi telah mati tertelan oleh perkembangan zaman peralihan mahasiswa. Mahasiswa saat ini diancam secara halus oleh system-sistem kampus dan lebih ironi lagi hak-hak normative mahasiswa sengaja di bumkam di dalam kampus dengn memperbanyak jam-jam kuliah mahasiswa.

Konflik-konflik horizontal  antar mahasiswa terus dibangun oleh provokator-provokator yang ingin menghancurkan gerakan mahasiswa. Mahasiswa Indonesia sekarang telah jauh dari lingkungan rakyat. Tidak bisa kita pungkiri pula gerakan mahasiswa sekarang telah kalah dibanding dengan gerakan jurnalis/wartawan dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).[]




Sumber Gambar ilustrasi :http://www.aktual.com/wp-content/uploads/2015/08/Gerakan-Mahasiswa.jpg
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Hukum UISU Medan

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Ibnu Arsib Ritonga | TNB