Oleh: Ibnu Arsib Ritonga*
Mahasiswa
adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institute,
politeknik atau akademi. Mereka yang
terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa.
Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai
mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi
mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari
sekedar masalah administratif itu sendiri.
Menyandang
gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak,
ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar.
Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah seorang
agent pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi
bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat atau bangsa di berbagai
belahan dunia.
Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1990, dikatakan mahasiswa adalah
peserta didik yang terdaftar di perguruan tinggi tertentu. Pengertian mahasiswa
menurut Knopfemacher, mahasiswa adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang
dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan
masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Dari pengertian
di atas, bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh
seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi
calon-calon intelektual yang mendekatkan diri kepada masyarakat.
Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa, berbagai macam
lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa,
misalnya:
·
Intelektual
akademis
Mahasiswa adalah intelektual-intelektual muda yang
merupakan aset bangsa yang paling berharga. Mereka beraktivitas dalam sebuah
universitas yang merupakan symbol keilmuan. Kampus sendiri sampai sekarang
masih dianggap sebagai benteng moral bangsa yang masih obyektif dan ilmiah.
·
Agent Of
Change
Mahasiswa agent perubahan, maksudnya sumber
daya manusia lah yang untuk melakukan perubahan. Mahasiswa seringkali menjadi
pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan-perubahan
yang yang dilakukan oleh mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun
praktis. Contohnnya adalah mahasiswa menyusun system organisasi
kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonom), dikemudian hari negara pun
memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus lain, mahasiswa menginisiasi
pemilihan langsung Presiden Mahasiswa. Kini, Presiden Indonesia pun dipilih
secara langsung oleh rakyat Indonesia.
·
Iron Stock
(cadangan masa depan)
Perjalanan sang waktu menjadikan regenerasi menjadi
sebuah keniscayaan. Mahasiswa adalah calon-calon pemimpin di masa yang akan
datang. Mereka adalah kuncup yang perlu dipelihara supaya bertumbuh dan
berkembang menjadi bunga-bunga bangsa. Baik buruknya sebuah bangsa tergantung
kepada baik buruknya pemuda dan mahasiswa saat ini. Dapat disimpulkan bahwa
sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis.
·
Social
Control
Mahasiswa itu mengontrol kehidupan social
(masyarakat). Mahasiswa juga memperhatikan kebijakan-kebijakan politik yang
dilakukan oleh pemerintahan yang tidak menjungjung tingga hak-hak rakyat. Dan
mahasiswa dapat bertindak unutk membantu langsung rakyat-rakyat yang tertindas.
Dengan jiwa sosial yang tinggi pada mahasiswa akan membuat hubungan yang erat
dengan rakyat.
Namun
secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi
mahasiwa, yaitu :
Pertama:
Peranan Moral
Dunia
kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan
yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri
masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang
bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
Kedua : Peranan Sosial
Selain
tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa
keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri
tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Ketiga :
Peranan Intelektual.
Mahasiswa
sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelektual haruslah dapat mewujudkan status tersebut
dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar
mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang
lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.
Dalam mengembangkan perannya juga, kaum mahasiswa perlu mengasah kemampuan reflektif dan
kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat dilakukan karena adanya
agenda refleksi (reflection) dan aksi (action) secara sekaligus.
Daya refleksi kita bangun berdasarkan bacaan baik dalam arti fisik melalui
buku, bacaan virtual melalui dukungan teknologi informasi maupun bacaan
kehidupan melalui pergaulan dan pengalaman di tengah masyarakat. Makin luas dan
mendalam sumber-sumber bacaan dan daya serap informasi yang kita terima, makin
luas dan mendalam pula daya refleksi yang berhasil kita asah. Karena itu,
faktor pendidikan dan pembelajaran menjadi sangat penting untuk ditekuni oleh
setiap anak bangsa, mahasiswa masa kini.
Karakteristik
dan Potensi Mahasiswa
Mahasiswa
yang dipilih melalui seleksi mempunyai potensi sebagai pemikir, tenaga ahli dan
tenaga profesional serta sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa dan
negara. Mahasiswa juga seringkali dijadikan panutan, tumpuan dan harapan oleh
para para pemuda, pelajar, dan masyarakat sekitarnya.
Sebagai
bagian dari civitas akademika, mahasiswa memiliki kebebasan akademik untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penguasaan metode dan berbagai
teori yang telah diberikan dan teruji
pengembangan wawasan keilmuan peradaban.
Dalam
piramida struktur social, mahasiswa merupakan kelompok yang dalam struktur sosial
masyarakat berada dalam kelas menengah. Mereka mudah untuk berinteraksi dengan
masyarakat kelas bawah dan memiliki kemudahan akses serta kemungkinan mobilitas
vertical ke kelompok atas. Oleh karena itulah mahasiswa seringkali
dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi
masyarakat.
Mahasiswa
sebagai pemuda terdidik merupakan warisan termahal milik bangsa ini. Dengan
segala kemudaannya, mahasiswa berada dalam puncak kekuatan manusia dalam
berbagai aspek potensinya, yaitu :
· Potensi Spiritual
Ketika meyakini sesuatu, seorang pemuda atau mahasiswa sejati akan memberi
secara ikhlas tanpa pamrih. Mereka berjuang
dengan sepenuh hati dan jiwa.
· Potensi
Intelektual
Seorang mahasiswa sejati
berada dalam puncak kekuatan intelektualnya. Daya analisis yang kuat didukung
dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisann mereka
berbasis intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.
· Potensi
Emosional
Keberanian dan semangat
yang senantiasa bertalu-talu dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang
mahasiswa. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu
merasuk ke dalam jiwa bangsanya. Maka, jangan heran mereka pun seringkali
menantang arus zaman dan mampu membelokkan arah sejarah sebuah bangsa.
· Potensi
Fisik
Secara fisik pun mereka
berada dalam puncak kekuatan dan di antara dua kelemahan. Kelemahan pertama
adalah kelemahan ketika bayi yang tak berdaya. Kelemahan kedua adalah ketika
tua (pikun). Mahasiswa sejati melepas diri dari kelemahan tersebut.
Perpaduan
keempat potensi diatas yang sedang berada dalam puncak kekuataanya menjadikan
mahasiswa dan gerakan yang dibangunnya senantiasa diperhitungkan dalam
keputusan-keputusan besar sebuah bangsa.
Situasi
Obyektif Mahasiswa Indonesia saat ini
Suatu hal yang sangat ironi melihat situasi kondisi
pergerakan mahasiswa masa kini. Perjuangan mahasiswa sekarang jauh lebih kecil
dibanding jumlah mahasiswa Indonesia yang jumlahnya 4,8 juta mahasiswa. Akan
tetapi, mahasiswa yang nota benenya adalah Agent of change
tidak dapat memberikan perubahan. Ratusan organisasi mahasiswa di Indonesia
berdiri dan mendeklarasikan dirinya dengan kata-kata perjuangan demi rakyat,
akan tetapi pada realitanya mereka mendekatkan diri pada para pejabat demi
kepentingan. Rakyat yang tertindas terus semakin menderita. Gerakan-gerakan
kecil yang dilakukan beberapa mahasiswa Indonesia tidak dapat bersaing dengan
gerakan-gerakan politik picik yang sudah direkayasa oleh para pemerintah.
Kekritisan mahasiswa terhadap pemerintah dan terhadap realitas yang ada sudah
tumpul. Mahasiswa Indonesia sekarang tidak sanggup untuk melawan rezim
pemerintahan yang talah membebaskan kapitalis-kapitalis untuk masuk secara
bebas ke Indonesia. Kita ketahui bahwa kapitalis ini adalah penghisap darah-darah
rakyat.
Bukti sejarah gerakan mahasiswa pada tahun 2011 dan
pada tahun 2013 menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih minim dibanding
gerakan-gerakan mahasiswa yang terdahulu, apalagi melihat situasi kondisi
kenaikan BBM, terif listrik dan sembako di tahun 2017 ini. Mahasiswa-mahasiswa
apatis dan mahasiswa Pragmatis dan juga hedonis labih mendominasi di
indoneisia. Kesadaran-kesadaran mahasiswa telah berkurang pada saat ini sesuai
dengan cepatnya proses perkembangan era modrenisasi.
Mahasiswa saat ini lebih memfokuskan pada akademis,
padahal seharusnya antara akedemis dengan gerakan mahsiswa haruslah balance.
Perkumpulan-perkumpulan dijajaran mahasiswa juga telah berkurang sekarang.
Isu-isu politik menjadi dialektika utama mahasiswa, dielektika keilmiahan telah
dilupakan oleh mahasiswa Indonesia saat ini. Contoh realitanya lagi adalah ketika
diadakan pertemuan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Indonesia, dalam pertemuan ini
adalah sudah direkayasa dan sudah dicampuri para politisi-politisi yang
mengambil kepentingan dari gerakan mahasiswa.
Kondisi mahasiswa saat ini telah terkurung dalam
system birokrasi kampus yang memang sengaja direkayasa oleh para
petinggi-petinggi kampus. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang sebagai
tridharma perguruan tinggi telah mati tertelan oleh perkembangan zaman
peralihan mahasiswa. Mahasiswa saat ini diancam secara halus oleh system-sistem
kampus dan lebih ironi lagi hak-hak normative mahasiswa sengaja di
bumkam di dalam kampus dengn memperbanyak jam-jam kuliah mahasiswa.
Konflik-konflik horizontal antar mahasiswa terus dibangun oleh
provokator-provokator yang ingin menghancurkan gerakan mahasiswa. Mahasiswa
Indonesia sekarang telah jauh dari lingkungan rakyat. Tidak bisa kita pungkiri
pula gerakan mahasiswa sekarang telah kalah dibanding dengan gerakan
jurnalis/wartawan dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). []
Sumber Gambar ilustrasi : http://www.aktual.com/wp-content/uploads/2015/08/Gerakan-Mahasiswa.jpg
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas
Hukum UISU Medan
0 komentar:
Posting Komentar