Meningkatkan Kualitas Mahasiswa Lewat Organisasi

Kamis, 12 Januari 2017 0 komentar
Oleh: Reni Kartika Sari*
Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal yang mudah. Dikampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa kepedulian sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus dan juga di luar kampus. Disana (organisasi) kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus beserta di luar kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya

Bila diamati berdasarkan aktivitasnya, terdapat dua tipe mahasiswa yaitu pertama tipe mahasiswa yang apatis terhadap kegiatan organisasi kemahasiswaan dan kedua adalah tipe mahasiswa aktif di organisasi kemahasiswaan (aktivis). Kedua tipe tersebut sangat jelas terlihat perbedaannya.
Mahasiswa yang apatis itu hanya memikirkan dunia perkuliahannya saja dan segala sesuatunya selalu diukur dengan pencapaian kredit mata kuliah dan indeks prestasi yang tinggi serta berupaya menyelesaikan kuliah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Namun biasanya tipe mahasiswa seperti ini, akan mengalami kelemahan dalam hal sosialisasi diri dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dampak negatifnya bisa saja dirasakan ketika telah memasuki ‘dunia kerja’. Tipe mahasiswa ini lebih pada sikap pragmatis yang dimilikinya yaitu kuliah secepatnya, lulus jadi sarjana dan ‘siap kerja’. Namun nyatanya dunia kerja tidak sekedar menuntut kualitas kesarjanaan, tetapi juga menuntut kualitas sosialisasi. Apalagi dunia kerja yang menuntut kerja sama dan interaksi yang lebih intensif, serta mengutamakan kemampuan logika berbahasa dan statik. Sarjana yang hanya sekedar mengandalkan logika dunia keilmuannya tentu akan tersisih.
Sedangkan tipe mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang selain menekuni aktivitas perkuliahan tapi juga menyempatkan untuk mengikuti organisasi kemahasiswaan yang ada didalam kampus baik intra maupun ekstra. Keaktifan di organisasi ini biasanya dilandasi oleh bakat, hobi, tuntutan jiwa organisasi dan kepemimpinan, tuntutan sosial atau berupa pelarian dari aktivitas perkuliahan yang kadang dianggapnya membosankan.
Konsekuensi logis dari sosok mahasiswa seperti ini tentunya konsentrasi pemikiran dan waktu akan terbagi menjadi dua, satu sisi pada perkuliahan dan sisi yang lain pada kegiatan organisasi. Kegiatan perkuliahan juga terkadang malah terganggu oleh kegiatan organisasi atau bahkan ada yang meninggalkannya karena terlalu asyik. Sehingga terkadang menjadi alasan pembenar bahwa mahasiswa aktivis adalah mahasiswa abadi dan terancam Drof Out (DO).
Namun, bila kita lihat dari kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan serta sosialisasi tentu akan sangat berbeda bila dibandingkan dengan mahasiswa yang apatis. Pengalaman dalam mengungkapkan realita dan bermain logika dalam berbahasa semakin mematangkan diri sebagai sosok mahasiswa. Apalagi bila dikaitkan dengan fungsi lain dari kampus sebagai agen perubahan walaupun perubahan dalam skala kecil. Maka peran para mahasiswa ini tak dapat dilihat dengan sebelah mata. Mereka selalu menjadi motor penggerak dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dalam menyikapi tuntutan-tuntutan kritis masyarakat dan permasalahan sosial, ekonomi dan politik lainnya.
Kecuali bagi mahasiswa yang membuat aktivitasnya di organisasi kemahasiswaan hanya sebagai pelarian dari aktivitas perkualiahannya. Kegiatan kuliah, penyelesaian tugas, praktikum, aktualisasi ide dan kajian keilmuan, dan sebagainya malah terabaikan. Organisasi kemahasiswaan hanya dijadikan tempat untuk menyenangkan diri. Sosok mahasiswa aktivis ini tentunya bukan sosok mahasiswa yang diharapkan. Karena memang kewajiban utama seorang mahasiswa adalah mengikuti perkuliahan dengan penuh tanggung jawab. Tidak dibenarkan bila kegiatan organisasi yang kadang menyita waktu kuliah selalu dijadikan alasan untuk tidak mengikuti kegiatan perkuliahan
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim saat ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan presentasi tugas di depan kelas ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya,dari organisasi tersebut kita mampu dan mempunyai keberanian untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak.
Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya mental yang kuat pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat.
Betapa pentingnya organisasi, sangat kalau kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Seperti saya, dahulunya saya hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi maka saya mulai bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Saya sudah mulai bisa, tidak lagi merasakan gugup atau malu melihat kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan saya ucapkan.
Saya sendiri sudah merasakannya, dahulunya tidak memiliki skill (kemampuan) untuk berbicara sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa sangat membantu disaat perkuliahan. Biasanya saya hanya duduk-duduk dan mengobrol di belakang, namun setelah berorganisasi saya lebih tertarik untuk semakin aktif dan bertanya jawab dengan dosen bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang mungkin bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan saya ini memanfaatkan organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa.
Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya. Begitulah keinginan semua mahasiswa yang berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.
Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada di kampus baik intra ataupun ekstra kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin persahabatan antara sesama mahasiswa di kampus dalam berbagai fakultas ataupun jurusan. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam materi  perkuliahan yang disampaikan dosen.
Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata dan selesai kuliah langsung pulang ke rumah atau ke kosannya. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.
Kadang ada juga yang pernah saya dengar istilah mahasiswa “kuda-kuda (kuliah dagang-kuliah dagang) ini sih bagus untuk menambah uang jajan ataupun menambah penghasilan”, ada juga istilah mahasiswa “kupa-kupa ( kuliah pacaran-kuliah pacaran) ini apa manfaatnya ya, saya pun kurang tau apa manfaat ini, ke kampuskan untuk belajar”, dan banyak lagi istilahnya tapi saya hanya ingat ini saja.

Manfaat Ikut Organisasi Mahasiswa di Kampus
Dengan mengikuti organisasi mahasiswa, manfaatnya banyak sekali untuk masa depan seorang mahasiswa. Dengan catatan, kita berperan sebagai partisipan aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya saja dan jarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang terdaftar, kita akan melewatkan kesempatan-kesempatan untuk mempelajari soft skills yang nantinya berguna di dunia kerja. Manfaatnya ikut organisasi mahasiswa antaralain :
a.    Melatih Kepemimpinan (Leadership)
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus kita urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam mengutarakan pendapat dihadapan orang lain ataupun menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika organisasi sedang mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kita akan terperangah bahwa sesungguhnya kita mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership sebagai salah satu kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi level staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kita yang mengikuti organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja. Atasan juga lebih senang karena tidak harus mengarahkan kita terus menerus.

b.    Belajar Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa kamu gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, kuantitas tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut organisasi dan teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu yang baik mutlak harus lakukan. Mungkin pada awalnya, kita akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. Tapi, semakin lama kita akan semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kita. Setelah bekerja di kantor nanti, kita akan lebih terlatih dalam mengelola tugas-tugas yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang harus lebih dulu dikerjakan.

c.    Memperluas Jaringan (Networking)
Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang kita kenal. Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain, orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang kita pilih, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan) jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi fresh graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka, kamu akan dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan. Entah itu dari kantor tempat mereka bekerja atau dari informasi yang mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di berbagai perusahaan, rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di perusahaan tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kita sebagai calon karyawan baru.

d.    Mengasah Kemampuan Sosial
Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut organisasi, kita juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan semakin memperluas pemahaman kita akan berbagai karakteristik orang. Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas pergaulan kita, maka pemahaman kita akan manusia dapat semakin kaya. Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu. Kita akan lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan kerja, sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kita.

e.    Penyelesain Masalah (Problem Solving) atau Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai karakteristiknya, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kita tidak akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan perfoma kerja.

f.     Meningkatkan Wawasan atau Pengetahuan
Setiap orang yang bergabung dalam organisasi akan menambah wawasan atau pengetahuan. Kalau di dalam kelas, kita hanya diajarkan teori-teorinya saja tetapi di organisasi kita dituntut untuk mengaplikasikannya di lingkungan perkuliahan atau masyarakat sekitar. Jika pada saat di dalam kelas, ada materi yang belum dimengerti, kita bisa berdiskusi pada saat di organisasi.

g.    Membentuk Pola Pikir yang Baik
Setiap mahasiswa yang aktif di perkulihan ataupun di organisasi akan membentuk pola pikir yang baik. Selalu berpikir yang positif jika ada masalah atau problem yang terjadi padanya atau terjadi di lingkungan sekitar.

h.    Menjadi Kuat Dalam Menghadapi Tekanan
Jika kita yang sudah membentuk pola pikir yang baik. Dia akan menjadi semakin kuat jika menghadapi tekanan-tekanan yang ada di dalam perkuliahan atau terjadi pada dia maupun pribadi atau pada orang lain.

Berorganisasi Dalam Pandangan Islam
Dalam Ajaran Islam, kita juga disuruh untuk saling silahturahmi atau berorganisasi seperti juga berfirman Allah Swt didalam Al-quran pada surah Ali Imran ayat 103: “Berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama)Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”.
Ini menunjukkan Allah S.W.T menyuruh kepada semua bukan hanya sebahagian dari umat Islam saja. Bilamana kita dapat bersatu di dalam sebuah organisasi, segala gerak kerja untuk membangunkan Islam akan dapat dilaksana dengan mudah seperti kata pepatah “yang berat sama dijunjung yang ringan sama dijinjing”. Malah kita juga dapat bergerak dengan lebih cepat serta dapat memperluaskan ajaran agama Islam dan skop gerak kerja Islam.
Selain itu juga, dengan melibakatkan diri kita dangan organisasi Islam, kita berpeluang membantu saudara seagama kita yang menderita ditindas seperti di Somalia, Palestina dan di negara-negara yang mengalami diskriminasi terhadap umat Islam. Hal ini seiring dengan  sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : “Sesungguhnya setiap orang mukmin itu bersaudara”.
Malah untuk menggambarkan betapa pentingnya persaudaraan di dalam Islam itu, Rasulullah SAW. pernah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang itu hingga dia mengasihi saudaranya (saudara sesama Muslim), sebagaimana dia mengasihi dirinya sendiri”(hadis riwayat al-Bukhari).
Dengan melibatkan diri kita dengan organisasi Islam, kita dapat membantu manyumbangkan buah pikiran dalam sesebuah tindakan untuk membangun sebuah sistem kemasyarakatan yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnsah.Yang mana merupakan langkah pertama kapada terbentuknya sebuah negara Islam yang mempunyai rakyat yang berlandaskan kehidupan Islam yang sebenarnya dangan pelaksanaan sistem perundangan Islam yang barteraskan panduan Al-Quran dan As-Sunnah secara menyeluruh. Dengan ini, secara tidak lansung wujudlah modal insan ummat Islam yang benar-benar patuh dan taat kepada Allah dan juga berkualitas yang akan berjuang untuk agama Islam yang Allah ridhai.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan           untuk membuat perubahan yang ada di dalam diri kita walaupun dalam proses. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkuliahan tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang banyak dijual di pasaran sebenarnya banyak mencantumkan teori-teori dan tips-tips praktis mengenai soft skills ini. Namun jika tidak dipraktekkan ke dalam bentuk perbuatan nyata atau benar-benar melakukannya, ya percuma saja. Karena berkaitan dengan soft skills ini, ada perbedaan mendasar antara tahu teori dan mampu mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk diperkuliahan atau pada saat dunia kerja nantinya.
Berdasarkan pengalaman para orang-orang yang bekerja di perusahaan, seringkali memiliki riwayat organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon pegawai baru. Seperti poin-poin mengenai manfaat organisasi di atas, kebanyakan perusahaan berpendapat bahwa calon pegawai yang memiliki pengalaman organisasi lebih terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki manajemen waktu yang lebih baik, jaringannya yang lebih luas, keterampilan interpersonalnya juga lebih baik, serta pemilihan solusi dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih menyelesaikan konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman organisasi walaupun nilai kuliahnya tinggi.
Mulai saat ini kita sebagai mahasiswa yang menginginkan kesuksesan datang di kehidupan kita, maka kita harus mengubah paradigma mahasiswa yang berpikiran kalau “organisasi hanya bisa merusak atau memberantakan semua prestasi yang akan di dapatkanya di bidang akademik” menjadi sebuah paradigma pemikiran tentang organisasi bukanlah perusak atau penghalang prestasi kita di bidang akademik, bahkan dengan organisasi kita sebagai mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang berprestasi dalam bidang akademik dan bidang organisasi. Karena, pada dasarnya organisasi sama pentingnya dengan akademik, seorang mahasiswa belum dikatakan mahasiswa jika ia belum pernah merasakan apa yang dinamakan organisasi. Jika seorang mahasiswa kegiatannya hanya belajar, itu tidak beda jauh dengan siswa hanya berganti kostum saja.
Menurut saya, tidak salahnya jika kita belajar demi nilai yang memuaskan, tapi jangan lupa , kita juga harus menjalin silahturahmi atau jaringan pergaulan yang luas dan berkualitas yang patut dibanggakan. Mahasiswa yang punya intelektual tinggi atau pintar, tidak akan puas dengan sekedar angka tetapi juga gigih membangun komunikasi dengan orang-orang yang hebat atau terkenal dilingkungan sekitar baik kampus maupun diluar kampus. Mengejar nilai sama dengan menjalin kuliah dengan buta setelah luluspun belum tahu akan kemana karirmu mengarah. Dan punya Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tinggi harus juga bisa kita mengaplikasikannya dilingkungan sekitar, apa gunanya jika punya IPK tinggi namun pengaplikasianya tidak ada. Itu semuanya hanya sia-sia saja.

Sumber tulisan:
http://tkampus.blogspot.co.id/2012/04/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html,di akses pada hari Minggu,8 januari 2017, pukul 10.00


Sumber gambar ilustrasi: http://7manfaat.blogspot.com/ 

*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN-SU dan Kader HMI Cabang Medan, Komisariat Fakultas Tarbiyah UIN-SU


Nb: Tulisan disampaikan pada Diskusi Kelompok Latihan Kader 1 HMI Cabang Medan dengan Panitia Pelaksana HMI Komisariat Syari’ah UIN-SU, pada Selasa, 10 Januari 20017 

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Ibnu Arsib Ritonga | TNB