Oleh: Ibnu Arsib Ritonga*
Siapa yang tidak kenal dengan tumbuhan air yang satu ini. Di Indonesia dia
dikenal dengan nama bunga Teratai dengan genus Nelumbo (lotus). Bunga ini menjadi hiasan di kebun-kebun karena
bunganya yang indah. Selain keindahan pesona warnananya, bunga teratai juga
mempunyai bentuk yang unik baik dari daunnya hingga bunganya, terlebih-lebih cara
mempertahankan kehidupannya ditempat yang tidak baik (kotor), akan tetapi bisa
memancarkan pesona yang indah.
Dalam tulisan ini, saya tidaklah membahas secara ilmu botani tentang
bagaimana bunga Teratai itu. Saya bukanlah ahlinya untuk menjelaskan bagaimana
bunga ini secara biologinya. Kali ini, saya ingin membicarakannya dan mengambil
nilai filosofis dari kehidupan bunga Teratai. Tidaklah salah kiranya kita
mengambil pelajaran dari sekeliling kita, terkhususnya dari tumbuhan air yang
indah itu, bunga Teratai.
Hidup Ditempat Yang Kotor
Bunga Teratai adalah tumbuhan air yang sangat unik. Teratai tumbuh dan hidup
di air yang sangat berlumpur dan atau air kotor. Mudah sekali kita melihatnya disuatu
danau-danau kecil atau sengaja dipelihara dikebun-kebun untuk menghias taman.
Walau hidup ditempat yang kotor, akan tetapi bunga Teratai tidak terpengaruh
dengan tempat atau lingkungannya yang kotor, Teratai tetap menunjukkan
diripribadinya yang unik dan indah. Warna bunganya lebih cemerlang. Apabila
warna bunganya putih, maka dia akan lebih terlihat putih, bila merah maka akan
terlihat merah, bila merah muda maka akan semakin terang warnanya.
Lingkungan yang kotor tidaklah menjadi ancaman baginya. Lingkungan atau air
tempat dia hidup menjadi tempat yang layak untuk memberikan pesona keindahan
pada sekelilingnya. Tumbuh dan berkembang dengan baik ditempat yang kotor
memang sangatlah susah. Bagaimana bisa mendapatkan makanan atau bagaimana
menghindari serangan dari predator (pemangsa). Bunga Teratai, dengan kelebihan
adaptasinya, dia pun mampu berkembang dengan baik dan tidak terpengaruh dengan
lingkungan. Maka, dengan sebaliknya, bunga Teratai lah yang memperindah tempat
yang kotor tersebut, kita katakanlah suatu danau yang airnya tidak bersih.
Keberlangsungan Hidup
keberlangsungan hidup makhluk, terkhususnya manusia, sangat dipengaruhi
oleh dua faktor. Faktor itu pun sudah pasti sangat banyak yang mengetahuinya.
Faktor internal dan faktor eksternal (lingkungan) adalah dua faktor yang paling
berpengaruh dalam keberlangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup lainnya.
Yang kita maksud dalam keberlangsungan hidup di sini adalah pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan
secara bersama. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan. kedua proses itu pun
dipengaruhi dari internal dan eksternal (lingkungan).
Faktor pertama adalah faktor internal, maksudnya adalah pertumbuhan dan
perkembangan suatu makhluk, misalnya manusia, itu dipengaruhi dari dalam
tubuhnya sendiri. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan seperti pertumbuhan
dan perkembangan Gen. Semua makhluk hidup mempunyai gennya masing-masing.
Selain gennya ada lagi dari Hormonnya, dan yang lainnya. Untuk saat ini, saya bukanlah
ahlinya membahas secara dalam tentang apa itu gen dan hormon.
Faktor kedua, pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar (faktor eksternal). nah, mayoritas manusia, hewan dan tumbuhan sangan
banyak sekali dipengaruhi oleh lingkungannya. Makhluk harus terus bisa
beradaptasi dengan lingkungan jikalau ingin dapat berlangsung hidup dengan
baik. Faktor internal pun banyak berubah karena faktor lingkungannya
(eksternal). Ada juga makhluk itu tidak dapat berkembang faktor dalamnya
(seperti gen atau hormon) karena faktor lingkungan yang tidak sesuai sehingga
ia tidak dapat berlangsung hidup dengan baik, malah terancam punah.
Faktor lingkungan yang mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia
itu misalnya seperti makanan atau nutrisi, tempat tinggal, udara, keadaan
masyarakat dan bahkan keadaan negara. Faktor lingkungan ini pun sangat besar
pengaruhnya bagi manusia. Ada satu kata-kata bijak mengatakan bahwa “kalau kita berteman dengan pemulung sampah,
kita akan bau tak sedang dan kalau kita berteman dengan penjual farvum maka
kita akan wangi farvum”, tentunya kita dapat mengerti maksud dari kata-kata
tersebut. Akan tetapi, bunga Teratai membantah kata-kata tersebut dengan bukti
dia dapat memperindah lingkungannya yang kotor tanpa menjadi tumbuhan kotor.
Belajar Dari Bunga Teratai
Manusia terkadang mengeluh dengan keadaannya, mengeluh dengan lingkungan
sekitarnya bahkan ada terus menerus menyalahkan lingkungannya tanpa ada
evaluasi dalam menjalankan keberlangsungan hidup ke depan. Mengeluh terhadap
lingkungannya tanpa memperbaikinya atau membuat benteng dalam dirinya akan
hal-hal buruk yang mempengaruhi keberlangsungan hidupnya.
Bunga teratai memberikann pelajaran bagi kita ummat manusia yang setiap
hari atau sekarang sedang berada dalam lingkungan yang tidak baik. Hal yang
kita lakukan adalah memperbaikinya dan atau kita dapat hidup seperti bunga
Teratai. Sekarang misalnya, jikalau kita hidup dalam lingkungan masyarakat yang
tidak sadar akan kebersihan lingkungan, maka kita harus sadar dan menunjukkan
bahwa kita bisa memberikan keindahan seperti bunga Teratai dengan cara
membersihkan lingkungan kita. Jika sekarang kita sebagai pelajar dan mahasiswa,
dihadapakan dengan lingkungan dan kebudayaan yang tidak baik, seperti serangan
bahaya narkoba, budaya apatis dan hedonis dan budaya-budaya buruk lainnya. Maka
kita harus mengambil pelajaran dari bunga Teratai, dengan cara tidak
terpengaruhi dengan lingkungan yang baruk kemudian menorehkan prestasi-prestasi
gemilang yang dapat dibanggakan.
Jika kita sebagai karyawan disuatu perusahaan atau jadi guru, maka kita
harus memperindah lingkungan dengan mengaplikasikan nilai-nilai positif yang
memberikan kenyamanan pada orang-rang di sekeliling kita. Jika kita sebagai,
tokoh-tokoh agama, perilaku kita harus mencerminkan apa yang kita sampaikan
dalam ceramah-ceramah, tidak terpengaruh oleh lingkungan atau orang-orang yang ingin
menghasut untuk perpecahan bangsa dan rakyat.
Jikalau kita sekarang sebagai masyarakat atau rakyat Indonesia yang
lingkungan pemerintahannya penuh budaya Korupsi, Kolusi dan Nopotisme (KKN),
maka sebagai rakyat kita jangan sampai terpengaruhi dengan budaya-budaya KKN.
Jangan sampai fesimis, akan tetapi optimis dalam mewujudkan negara yang adil,
makmur dan sejahtera. Kita dapat memberi keindahan seperti bunga Teratai,
dengan cara kita mendidik, mempersiapkan atau menjaga generasi muda yang
berkualitas intelektual, emosional, integritas yang tinggi, dan jiwa keagamaan
untuk kedapan yang menggantikan pemerintahan saat ini.
Kesimpulan
Lingkungan memang sangat berpengaruh dalam pertumbungan dan perkembangan
makhluk hidup, terkhususnya manusia. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak bisa
mempengaruhi lingkungan supaya sesuai dengan yang kita harapkan. Kita boleh
tinggal di suatu tempat yang masyarakatnya masih jauh tertinggal dari
masyarakat kota yang sudah maju. Dengan lingkungan kita tersebut, bukan berarti
kita dihambat untuk maju juga seperti masyarakat kota. Tidak masalah jikalau
kita sekolah atau kuliah ditempat yang bukan sekolah dan kampus unggulan, akan
tetapi kita dapat menunjukkan bahwa kita mampu berprestasi yang patut
dibanggakan dan profesi lainya yang ingin memperbaiki lingkungannya,
terkhususnya guru-guru yang harus menanmkan nilai-nilai moral pada pelajar.
Bunga Teratai saja dapat mempengaruhi lingkungannya dan menunjukkan dirinya
yang indah, apalagi kita sebagai makhluk yang berakal dan berpikir. Sebagai
makhluk yang mempunyai akal pikiran, tentunya kita dapat mengaktivitaskan
nilai-nilai yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari. Manusia yang
berkualitas itu dapat mempengaruhi sekelilingnya untuk lebih baik.
Kiranya, sebagai makhluk yang berakal dan berpikir, kita tidak menjadi
makhluk yang pasif terhadap lingkungan. Kita harus proaktif akan
masalah-masalah yang ada, dengan memberikan ide-ide pemikiran yang cemerlang,
kreasi-kreasi yang bermanfaat, dan dapat berperan untuk perbaikan pembangungan,
baik pembangunan secara fisik maupun pembangunan non-fisik. Keberlangsungan
hidup bunga Teratai kiranya sebagian dapat kita jadikan contoh, diambil
pelajaran untuk kehidupan kita yang setiap hari rentan dengan pengaruh-pengaruh
lingkungan yang tidak baik, apalagi penyebaran informai yang begitu bebas,
filterisasi akan informasi harus kuat.
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas
Hukum UISU Medan.
Sumber Gamabar Ilustrasi: http://khusnanafha26.blogspot.co.id/
0 komentar:
Posting Komentar