Oleh: Mhd. Ridho P.O.*
Dilangit
yang kelam
Di
bawah sayap pohon kelapa
Ku
tatap langit yang kosong
Tanpa
suara
Tanpa
bintang
Tanpa
bulan
Sunyi
hening jelas terasa
Saat
memori dahulu terputar kembali
Tampak
jelas lukisan kalbu yang menangis perih
Masa
– masa perjuangan bersamamu
Bersama
kita melawan ketidak pastian
Mengukir,
menata masa depan
Kesengsaraan,
kepedihan, ketidak adilan
Semoga
terlenyapkan dari bumi ini
Tampak
jelas lukisan kalbu yang menangis perih
Masa
– masa perjuangan bersamamu
Bersama
kita gentarkan kursi singgasana raja
Genjaman,
satu tujuan menggebrak dinding besi tebal
Kegelisahan,
kekhawatiran, ketakutan
Semoga
tertancap erat dalam kalbu sang raja
Hingga
pangeran para calon – calon raja
Kini
apalah daya
Saat
suara ledakan pecah
Satu
butir jarum dengan keras menusuk dadamu
Kaupun
terhantam, terkapar, sesak
Pijakanmu
yang erat goyah jatuh dimuka bumi
Kaupun
abadi saat itu
Kini
apalah daya
Saat
kulihat hamparan – hamparan tanah
Menutupi,
menyelimuti hangat tubuhmu
Tangis
– tangis rekan seperjuangan pecah kala itu
Kehilangan
prajurit penggentar dunia
Bebanmu
kini terpikul kuat di punggung kami
Sebagai generasi pejuang.
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi UISU dan Kader HMI Cabang Medan. Penulis juga sangat rajin menulis.
0 komentar:
Posting Komentar